Apa Itu Anxiety?
Jujur, pertama kali saya dengar kata anxiety, saya kira cuma istilah keren buat "overthinking". Tapi ternyata beda banget. Anxiety itu rasa cemas berlebihan yang bikin badan dan pikiran kayak nggak sinkron.
Saya inget banget waktu kerja di kantor dulu, tiap kali ada presentasi mendadak, jantung rasanya kayak lari maraton padahal saya cuma duduk. Itu bukan sekadar gugup biasa, tapi gejala anxiety yang nyata. Jadi anxiety bukan cuma soal mental, tapi juga bisa nunjukin diri lewat fisik.
Gejala Anxiety yang Sering Terjadi
Gejala anxiety itu macem-macem, dan kadang kita nggak sadar kalau itu tanda serius. Misalnya:
-
Jantung berdebar kencang tanpa alasan jelas.
-
Tangan dingin, keringetan, padahal ruangan ber-AC.
-
Pikiran muter terus, mikirin hal-hal yang belum tentu terjadi.
-
Susah tidur karena otak nggak mau berhenti mikir.
-
Rasa gelisah yang bikin duduk aja nggak nyaman.
Dulu saya kira susah tidur itu cuma karena kebanyakan kopi. Tapi setelah saya catat pola tidur, ternyata malam-malam ketika saya overthinking target kerjaan, gejala anxiety selalu muncul.
Penyebab Anxiety: Bukan Cuma “Kurang Iman”
Saya sempet kesel waktu ada teman bilang, "Ah, kamu tuh cemas mulu karena kurang berdoa." Padahal anxiety itu bisa datang dari banyak faktor:
-
Genetik: kalau ada riwayat keluarga dengan gangguan kecemasan, kemungkinan bisa nurun.
-
Lingkungan: sering berada di situasi penuh tekanan, misalnya kerjaan yang toxic.
-
Trauma masa lalu: pengalaman buruk yang belum sembuh.
-
Ketidakseimbangan hormon/kimia otak: ini penjelasan medis yang sering disepelekan.
Saya nggak bilang doa nggak penting, tapi pengalaman pribadi saya nunjukin kalau anxiety itu real secara medis. Jadi pendekatannya harus kombinasi: mental, fisik, dan spiritual.
Cara Mengatasi Anxiety yang Pernah Saya Coba
Waktu anxiety lagi parah-parahnya, saya sempet nyoba berbagai cara. Nggak semua berhasil, tapi beberapa bener-bener ngebantu:
1. Teknik Pernapasan
Ini kelihatannya sepele, tapi ngatur napas dalam-dalam bisa bikin jantung pelan-pelan stabil. Saya biasanya tarik napas 4 detik, tahan 4 detik, hembuskan 6 detik. Awalnya agak aneh, tapi setelah rutin, efeknya nyata.
2. Membatasi Konsumsi Kafein
Saya tipe orang yang nggak bisa hidup tanpa kopi. Tapi ternyata kopi bikin jantung berdebar makin parah pas anxiety datang. Setelah saya kurangi jadi 1 cangkir sehari, frekuensi “serangan cemas” menurun drastis.
3. Olahraga Ringan
Nggak perlu gym mahal. Jalan kaki 20 menit sore-sore cukup banget buat buang energi negatif. Saya ngerasa pikiran jadi lebih jernih setelah keringetan.
4. Journaling (Menulis)
Awalnya saya males banget. Tapi setelah nyoba tulis kekhawatiran di kertas, ternyata pikiran saya lebih ringan. Rasanya kayak mindahin beban dari kepala ke buku catatan.
5. Cari Bantuan Profesional
Ini penting. Saya pernah mikir ke psikolog itu cuma buat orang “gila”. Ternyata enggak sama sekali. Dengan psikolog, saya belajar cara identifikasi pola pikir negatif dan gimana mengubahnya.
Pelajaran yang Saya Petik
Anxiety bukan hal sepele, dan bukan tanda kita lemah. Justru saat kita berani ngakuin kalau kita butuh bantuan, itu langkah pertama buat pulih. Saya belajar kalau hidup dengan anxiety itu bisa dikontrol, asal kita ngerti cara ngadepinnya.
Kadang masih kambuh sih, tapi sekarang saya lebih siap. Saya tau kapan harus berhenti, kapan harus istirahat, dan kapan harus cerita ke orang lain.
FAQ tentang Anxiety
1. Apakah anxiety sama dengan stress biasa?
Tidak. Stress biasanya ada penyebab jelas, anxiety bisa muncul bahkan tanpa alasan yang pasti.
2. Bisa nggak anxiety disembuhkan total?
Bisa dikelola, bahkan bisa membaik drastis. Tapi pada beberapa orang, mungkin akan datang dan pergi.
3. Apakah minum obat itu wajib?
Tidak selalu. Banyak orang terbantu dengan terapi, gaya hidup sehat, dan dukungan lingkungan. Tapi untuk kasus berat, obat bisa membantu.
4. Apakah anak muda bisa kena anxiety?
Banget. Bahkan penelitian menunjukkan remaja dan dewasa muda lebih rentan kena anxiety karena tekanan sekolah, sosial, dan media.
Post a Comment for "Apa Itu Anxiety? Gejala, Penyebab, dan Cara Mengatasinya"